Selasa, 24 Desember 2013, Selasa, Desember 24, 2013 WIB
Last Updated 2022-05-11T04:00:06Z
News

Muhammadiyah Dukung Irman Nyapres

Advertisement
Minggu (22/12), Sekitar seribu warga Muhammadiyah dan Aisiyah dari kabupaten/kota se-Sumatera Barat memenuhi Gedung Nasional Rajo Maha Dirajo Kabupaten Tanah Datar, untuk memperingati milad akbar ke 104 Mu­hammadiyah dan milad Aisiyah ke 99.

Sembari memperingati hari jadi, warga Mu­hammadiyah dan Aisiyah menyatakan dukungan kepada Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, menjadi calon presiden.

Ketua Muhammadiyah Sumbar, Dasril Ilyas mengatakan, Muhammadiyah beserta kader telah berperan dalam kemajuan Indonesia, jauh sebelum Indonesia merdeka. Untuk itu, pada milad Muhammadiyah yang seabad lebih ini, pihaknya ingin mengembalikan peran lembaga dan kader Mu­hammadiyah yang dulu begitu besar, untuk kemajuan bangsa, sesuai moto Muhammadiyah, yakni meraih keunggulan untuk kemajuan bangsa.

Untuk itu, pihaknya menya­takan dukungan kepada Irman Gusman yang merupakan kader Muhammadiyah, untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu April 2014 mendatang. Ia meminta perhatian, dukungan dan kesolidan warga Muham­madiyah Sumbar, terhadap kader Muhammadiyah yang mencalon­kan diri sebagai pemimpin di tingkat daerah maupun pusat.

Sementara itu, Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigoe yang juga kader Muhammadiyah, mengimbau agar warga Muham­madiyah meningkatkan peran menegakkan kebenaran dan kebaikan karena sejak dulu Muhammadiyah adalah teladan bagi kelompok dan ormas agama lainnya. Pada kesempatan tersebut, Irman Gusman menye­gar­kan kembali ingatan Muham­madiyah, bahwa Muham­madiyah adalah pilar bangsa sebelum Indonesia merdeka. Tidak terhi­tung jumlah putra Muham­madiyah yang berperan dalam perjuangan seperti Soekarno, Sudirman dan sebagainya. Bertepatan 22 Desember sebagai Hari Ibu, Irman Gusman juga mengapresiasi perjuangan kaum perempuan, terutama kader Aisiyah, yang berkontribusi besar dalam perjuangan Indonesia.

“Orang Sumbar telah berkon­tribusi besar dalam kemajuan bangsa Indonesia, baik sebelum mau pun sesudah kemerdekaan. Terakhir posisi puncak orang Sumbar di pemerintahan adalah Wakil Presiden RI, yakni Moham­mad Hatta, yang juga salah satu proklamator kemerdekaan. Ini adalah modal bagi orang Sumbar untuk yakin bersaing dengan anak bangsa dari suku lain. Karena saya juga orang Sumbar, saya berani maju untuk memim­pin bangsa ini,” ujarnya. Ia yakin warga Muhammadiyah akan mendukung penuh dirinya sebagai calon presiden peserta konvensi Partai Demokrat, karena dirinya adalah kader Muhammadiyah. Namun ia berharap kepada warga Muhammadiyah untuk satu suara menyatakan sikap men­dukung calon pemimpin.

Selain karena banyak warga Sumbar yang mendukungnya sebagai calon presiden, Irman mengaku berani maju sebagai capres karena ia mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat Indonesia, yang memilihnya secara langsung menjadi Ketua DPD RI.

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang juga hadir dalam milad tersebut berharap, selain mempererat silaturahmi antar sesama warga Muhammadiyah, milad tersebut menjadi momen­tum kebangkitan Muhammadiyah dan Aisiyah yang sejak dulu menjadi pelopor perjuangan bangsa.

Pandeka Panglimo Alam

Terpisah, Ketua Dewan Perwa­kilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman, dianugerahi gelar Pandeka Panglimo Alam oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar, di Aula Bank Indonesia wilayah Sumbar, Minggu (22/12). Pemberian gelar langsung dilakukan oleh Ketua IPSI Sumbar, Fauzi Bahar, yang ditandai dengan pemasangan deta di kepala Irman Gusman.

Menurut Fauzi Bahar, Irman Gusman pantas mendapat gelar Pandeka Panglimo Alam karena selama ini calon presiden peserta konversi Partai Demokrat terse­but dinilai peduli dan senantiasa mendukung kegiatan silat di Sumbar. Selain itu, Irman dinilai berkontribusi memajukan Sum­bar dari berbagai sisi.

“Setelah mendengarkan usulan dari guru silek, tuo silek, pandeka, IPSI dari seluruh kabupaten/kota se-Sumbar, maka IPSI Sumbar menyatakan mem­berikan gelar Pandeka Panglimo Alam kepada Bapak Irman Gusman. Kemudian, para pen­dekar juga memberikan duku­ngan kepada beliau, untuk maju sebagai calon presiden Indonesia,” ujar Fauzi. Pemberian gelar tersebut bertepatan dengan ditutupnya Gelanggang Silih Baganti (GSB) ke XI tahun 2013, yang digelar sejak 19 sampai 21 Desember di GOR UNP.

Pemberian gelar dimulai dengan penampilan silek tuo tigo luak. Pemberian gelar ditandai dengan pemasangan delta (penu­tup kepala untuk pandeka) yang dilakukan oleh Fauzi Bahar, yang didampingi oleh Lembaga Kera­patan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Sayuti.

Sayuti mendukung IPSI Sumbar memberikan gelar pandeka kepada Irman Gusman karena ia menilai Irman memiliki kecakapan bersilat lidah atau berpidato. Kecakapan tersebut sesuai dengan gelar urutan 6 yang diberikan kepada seseorang di Minangkabau, yakni gelar kecakapan.

Sesudah pemberian gelar, Irman Gusman dalam kata sambutannya mengatakan, silat adalah bagian dari budaya Minangkabau, sehingga silat tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan olahraga, namun juga untuk membangun karakter, kejujuran, kepercayaan diri. Menurutnya, hal tersebut adalah modal sosial untuk menghadapi persaingan di tingkat nasional dan inter­nasional.

Ia berjanji akan menjaga gelar kehormatan yang diberikan oleh para pesilat, dengan kehormatan mengabdi kepada negara. Dengan gelar tersebut, ia merasa keperca­yaan dirinya semakin bertambah untuk mencalonkan diri sebagai Presiden RI.

Dari Prabowo ke Irman Gusman

Pada September 2013 yang lalu, Fauzi Bahar dalam jumpa pers di Palanta mengatakan, akan memberikan gelar pandeka kepada Ketua umum IPSI, Prabowo Subianto. Ketika ditanya kepada Fauzi Bahar kenapa gelar tersebut tidak jadi diberikan kepada Prabowo, malah diberikan kepada Irman Gusman, Fauzi Bahar menjawab, dirinya telah menyurati pihak Prabowo, namun sampai saat ini belum ada jawaban. (h/mg-dib)

sumber : harianhaluan.com