Jum'at 23/05/2025

DPRD-Pemkab Agam sahkan empat Perda pembentukan 13 nagari   Ustaz Abdul Somad, Inyiak Canduang, dan Gelar Pahlawan   Mengenal Orang Canduang   Darah Minang (DARAM) Vasco, Umaru Takaeda & Derry Sulaiman   7 Langik - Dayu Koto feat Vasco Rusemy   Wisata dan Kuliner Populer yang ada di Kota Bukittinggi   Masakan Kampung Dangau Pasawangan Candung Koto Laweh   10 Kuliner Paling Enak di Kota Bukittinggi   Tradisi Keluarga H.Abdul Azis di Hari Lebaran 2019   BUKA PUASA BERSAMA KELUARGA BESAR NENEK UMI   Saling Memaafkan di Hari Fitri 1 Syawal 1439 Hijriyah    Inmemorium Prof.Miriam Budiardjo   PUTRA MINANG YANG CIPTAKAN MOBIL LISTRIK TAPI DIABAIKAN DI INDONESIA. SEKARANG JADI ORANG PENTING DI JEPANG...   Mari Berkunjung ke Masjid Bingkudu Ampek Angkek Canduang, Mesjid Tua Bisa Membuat Hati Tenang   Mengenal Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi   Generasi ke 3 dan 4 berhari Lebaran 2017 di Bekasi   Kumpul Keluarga Besar H. Abdul Azis Husin   Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Ulama Karismatik dari Canduang   Inyiak Canduang, Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam Kultural   Muhammadiyah Dukung Irman Nyapres  
Kamis, 07 Agustus 2014, Kamis, Agustus 07, 2014 WIB
Last Updated 2022-05-11T03:59:26Z
NewsTokoh Minang

Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Ulama Karismatik dari Canduang

HUSINONLINE- Nama beliau akrab dipanggil Inyiak Canduang. Merujuk kepada tempat beliau lahir dan mengabdikan diri pada dunia pendidikan dan Islam: Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Letaknya tak begitu jauh dari Kota Bukittinggi.

Syekh Sulaiman Ar-Rasuli lahir pada 1287 Hijriyah atau bertepatan dengan 10 Desember 1871. Ia merupakan anak dari ayah seorang ulama besar zaman itu, Angku Mudo (Muhammad Rasul), dan ibu Siti Buliah, seorang perempuan yang taat beragama. Sulaiman kecil memang terlahir dari keluarga yang taat beragama. Kakeknya dari pihak ayah, juga seorang ulama yang berpengaruh di kampungnya, yaitu Tuanku Nan Pahit.
Advertisement
Syekh Sulaiman Ar-Rasuli dikenal sebagai ulama yang konsisten mempertahankan i’tiqad ahl al-sunnah wa al-jama’ah dan bermazahab Syafi’i dalam persoalan fiqh. Beliau juga membela tarikat Naqsyabandiyah dari kritik ‘kaum muda’ yang menyoal keberadaan tarikat tersebut. Pada awal abad ke-20, Ranah Minang memang ramai dengan perdebatan tentang berbagai hal soal fiqih dan kilafiyat.

Kedalaman ilmu Syekh Sulaiman Ar-Rasuli menjadikannya sebagai ulama kharismatik yang dikenal dan disegani kala itu. Selain menjadi dai dan mubaligh, Inyiak Canduang juga seorang pendidik, organisatoris, politisi dan bahkan dikenal sebagai ahli adat Minangkabau. Ia ibarat mutiara, yang tinggal di pelosok Minangkabau, namun kharismanya didengar dimana-mana.

Sumber : ranahberita.com